Historia Domus

Sekilas tentang Sarasehan IHS

Tom-0Gereja Indonesia yang hidup di tengah-tengah pluralitas agama, budaya, dan situasi kemiskinan serta ketidakadilan, dipanggil untuk terlibat di dalam usaha mengembangkan kemanusiaan, membangun komunitas persaudaraan, dan memperjuangkan serta membela hak-hak asasi manusia menuju pembebasan integral seluruh dimensi manusia. Pertanyaan dasariah yang ada di balik gagasan tersebut adalah ‘Bagaimanakah kita melihat tanda-tanda zaman dan mengenali gerak pembebasan serta sosialisasi yang sekarang ini berlangsung, yang mengundang kita untuk menjadi semakin terlibat, agar Injil sampai kepada manusia, demi pewartaan iman dan penegakan keadilan? Menyimak tanda-tanda zaman dengan demikian menjadi tugas yang terus melekat pada diri kita, dan tak pernah berhenti oleh lekangnya waktu. ‘Tanda-tanda zaman’ adalah gedjala-2 jg – karena begitu umum dan atjap kali terdjadi – merupakan tijri chas utk suatu zaman tertentu dan memperlihatkan kebutuhan dan keinginan umat manusia sekarang’ (dikutip dari buku yang ditulis oleh Romo Tom Jacobs, SJ berjudul “Gaudium et Spes”).

Penting bagi IHS (Ignatius House of Studies) untuk melakukan sebuah tindakan yang sesuai untuk menghadapi tantangan zaman yang muncul. Ignatius House of Studies (IHS) sendiri akan berusaha sekuat tenaga untuk menfasilitasi kegiatan-kegiatan sebagai langkah konkret kita ke depan. Rangkaian sarasehan yang diadakan oleh Ignatius House of Studies merupakan salah satu forum yang diharapkan mampu fokus menggarap suatu permasalahan dengan action plan yang lebih konkret sehingga semakin dapat menjawantahkan pemikiran-pemikiran teologi Romo Tom Jacobs, SJ ke dalam tindakan nyata untuk menghadapi tantangan zaman yang muncul.

Sarasehan IHS, setelah peringatan 1000 hari Romo Tom, diadakan pada Minggu terakhir bulan September dan Oktober serta November 2011. Temanya, berturut-turut adalah “Belajar dari Indigeneous People” (Biru Kira) dan “Radikalisme agama-agama” (Didik Chahyono, Bayu Risanto, Suherwanto) serta Teologi Hidup Rohani (Setyawan dan Masco). Istilah IHS (St. Ignatius House of Studies) sengaja digunakan untuk menggarisbawahi bahwa Kolsani, di samping rumah formasi, juga merupakan sebuah Rumah Studi.

Disarikan dari: Heru Prakosa, SJ, “Menyimak Tanda-tanda Zaman: Peringatan 3 Tahun Meninggalnya Romo Tom (1929-2008)”, dlm. Rohani, No. 06, Tahun ke-58, Juni 2011, hal. 22-2.