Santapan Batin

Santapan Batin 6

Suatu hari DIA mengunjungi sebuah panti asuhan dengan membawa sekantong permen coklat sebagai hadiah. “Anak-anak pasti suka permen coklat”, kata DIA dalam hati. Dan benarlah, begitu datang dan memberi salam serta menawarkan permen coklat, anak-anak langsung mau maju berebut mengambilnya. “Eit,” kata DIA, “Jangan berebut, satu-satu; anak-anak boleh mengambil permen coklat sebanyak-banyaknya, tetapi hanya dengan tangan dan sekali saja ya! Jadi tak boleh mengambil dengan memakai ember lho ya!”.

inilah kelanjutan ceritanya……..
Demikianlah, anak-anak pun menuruti kata-kata DIA, dan dengan tertib penuh kegembiraan mengambil permen coklat. Namun ternyata ada satu  anak yang tetap diam saja, ia adalah anak yang paling kecil di antara anak-anak di panti asuhan itu. DIA merasa kasihan, maka setelah semua anak ambil permen coklat, DIA mendekati si anak paling kecil itu dan bertanya, “Kamu tak suka permen coklat? Kok tak ikut ambil?” Anak itu menjawab, “Saya suka permen coklat, suka sekali, tapi tangan saya amat kecil, kalau saya maju dan ambil permen coklat dengan tangan saya, maka tentu saya hanya akan mendapat permen coklat sedikit saja. Begini saja, kan tadi aturannya adalah bahwa ‘ambil coklat dengan tangan, tapi tak dikatakan tangan siapa’. Sekarang saya minta tolong untuk diambilkan saja.” Anak itulalu meminta DIA, dengan tanganNya, untuk mengambilkan coklat baginya. DIA tak dapat berkutik. Akhirnya dengan tangan yang lebih besar, DIA telah mengambilkan coklat bagi si anak paling kecil itu, dan si anak paling kecil itu bergembira karena memperoleh coklat paling banyak.