Memoriale Visitasi Provinsial ke Kolsani, Perayaan 50 tahun Romo Sindhunata, SJ dalam Serikat Yesus, dan Perpisahan Romo Bagus Laksana, SJ dengan Komunitas Kolsani
Memoriale Visitasi Provinsial Ke Kolsasi: Teologi adalah Kebutuhan Mengapa Kita Menjadi Imam
Pada tanggal 14 Februari s.d. 23 Februari Pater Provinsial melakukan visitasi ke Komunitas Kolsani (Kolese St. Ignatius) Yogyakarta untuk ratio conscience (RC). Dinamika RC ditutup dengan memoriale dan misa perayaan 50 tahun Romo Sindhu dalam Serikat di ruang rekreasi frater. Setelah misa, acara dilanjutkan dengan makan malam dengan berbagai menu spesial untuk memeriahkan acara memoriale, perayaan 50 tahun, serta perpisahan dengan Romo Bagus.
Dalam memoriale, Provinsial bersyukur atas formasi masing-masing teologan yang sudah didampingi para formator sesuai dengan keunikan dan kebutuhan mereka masing-masing. Meskipun demikian, formator diajak tetap peka pada isu-isu seputar digital yang makin diakrabi oleh para teologan juga. Dengan demikian, zaman digital yang digeluti para teologan ini akan menjadi sarana makin mendalamnya refleksi teologi kontekstual mereka yang juga menjadi fokus Fakultas Teologi Wedabhakti dalam mensikapi kemajuan teknologi digital serta isu kerusakan lingkungan.
Kemajuan teknologi digital hendaknya tidak menjadi distraksi para teologan, namun menjadi pelecut semangat untuk meningkatkan kemampuan akademiknya melalui keterampilan menganalisis, berefleksi, serta menulis tema-tema teologi. Dalam rangka itu pula disiplin diri perlu dimiliki setiap teologan. Teologi adalah suatu kebutuhan mengapa kita menjadi imam. Dengan bantuan teologi, kita diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkembang di masyarakat. Maka, teologan perlu berlatih memandang hal-hal itu dengan mata teologisnya.
Covid-19 yang dialami oleh beberapa nostri di residensi Kolsani tidak mematikan semangat kebersamaan komunitas. Setiap nostri mengambil peran untuk membantu sahabatnya agar dapat segera pulih. Pandemi justru menumbuhkan perjumpaan dari hati ke hati. Akhirnya seiring berjalannya waktu, kita yakin bahwa pandemi covid-19 tidak akan melumpuhkan aktivitas lagi. Beberapa karya Serikat di masa pandemi meskipun terpengaruh, tetap bisa hadir melayani masyarakat. Kita bisa melihat Realino yang terus hadir menjumpai dan menemani kelompok masyarakat yang membutuhkan. Paroki Kotabaru pun tetap bisa melayani umat. Maka berbekal pengalaman itu, Kotabaru harus terus menjadi pusat yang menarik perhatian umat. Di balik segala pengalaman yang tidak mudah sekaligus yang patut disyukuri itu, Allah hadir dan semoga terus menemani perjalanan komunitas Kolsani dalam studi, karya, dan hidup berkomunitas.
Setelah memoriale, acara dilanjutkan misa dengan selebran utama Romo Provinsial serta konselebran Romo Sindhu dan Romo Bagus. Dalam misa itu Romo Sindhu memberikan homili berupa kesaksiannya hidup dalam Serikat. Beliau begitu bersyukur bahwa tinggal dalam suasana formasi di Kolsani mengarahkannya untuk menghidupi panggilan dan karyanya dengan kedisiplinan dan tanggung jawab. Kebersamaan dengan anak-anak muda di Kolsani memompa jiwanya untuk selalu bersemangat. Pengalaman-pengalaman berkarya sekaligus tinggal di rumah formasi itu akhirnya membuat Romo Sindhu makin memahami pesan dari Br. Budihardja, “Dadi Yesuit iku ora usah suci-suci, wis cukup yen kowe ora nggawe Provinsial susah” (menjadi Yesuit tidak perlu terlalu suci, sudah cukup bila kamu tidak membuat Provinsial susah). Dalam pesan yang tidak magis itu, beliau merasakan ada sisi magis yang tersembunyi. Pesan itu berdampak besar pada ketaatan yang diemban Romo Sindhu selama berkarya. Berkat ketaatan itu, beliau merasakan buah dan rahmat berlimpah yang terus ingin disyukurinya sekalipun kini tidak sekuat dulu lagi.
Sebelum misa ditutup, Romo Bagus memberikan sambutan singkatnya mengenai pengalaman hidupnya di Kolsani dan pengalaman barunya tinggal di komunitas Bellarminus, Mrican. Setelah misa, baik Romo Sindhu maupun Romo Bagus menerima kenang-kenangan dari komunitas Kolsani. Akhirnya, makan malam dan ramah tamah menjadi penutup seluruh rangkaian acara malam itu.
Fr. Doni, SJ